KATA PENGANTAR
Kami panjatkan Puji dan sukur kehadirat
Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Olahraga yang diberikan guru Olahraga
kami dengan berhubungan tentang “Lari Marathon”
Semoga makalah ini dapat berguna bagi
Kami ,guru Olahraga dan para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini
selesai tentulah masih banyak kekurangan,hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah
kepada perbaikan isi makalah ini sangat kami harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Pamekasan, Maret 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis
olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan
lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti
"kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada
olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di
Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Masyarakat lain menggemari kontes atletik,
seperti Celtic, Teuton dan Goths yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga
ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak
seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan
tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat
sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Olahraga lompat jauh berkembang pesat di
daerah Eropa bahkan sekarang olahraga ini dikenal di seluruh negara – negara di
muka bumi ini. Dalam kejuaraan nasional maupun dunia, olahraga ini menjadi
salah satu inti dari cabang atletik. Oleh karena itu lompat jauh sangat penting
perannya dalam kejuaraan – kejuaraan olahraga nasional maupun dunia.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Dari Lompat Jauh ?
2.
Bagaimana Teknik Dari Lompat Jauh ?
3.
Apa Saja Peraturan-Peraturan Dalam Lompat
Jauh
4.
Bagaimana Cara Mengukur Lompatan Pada
Lompat Jauh
1.3 Tujuan
1. Agar Siswa Mengetahui
Pengertian Dari Lompat Jauh
2. Agar Siswa Mengetahui
Teknik Dari Lompat Jauh
3. Agar Siswa Mengetahui
Peraturan-Peraturan Dalam Lompat Jauh
4. Agar Siswa Mengetahui
Cara Mengukur Lompatan Pada Lompat Jauh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh adalah
salah satu cabang olahraga atletik unggulan yang dipertandingkan pada
olimpiade. Jika didefenisikan, maka secara sederhana apa yang dimaksud dengan
lompat jauh adalah upaya mencapai jarak paling jauh dengan satu kali tolakan.
Tujuan dalam lompat jauh adalah memindahkan tubuh dari satu tititk ke titik
lainnya dengan sekali lompatan yang dimulai dengan awalan berlari kemudian
menolak, selanjutnya melayang dan terakhir mendarat pada titik paling jauh.
Cabang lompat jauh ini dibagi lagi ke dalam 3 kategori yakni lompat jauh gaya
jongkok atau Tuck, lompat jauh gaya menggantung atau Hang Style, serta gaya
berjalan di udara atau Walking In The Air. Ketiga gaya tersebut dibagi
berdasarkan sikap badan seorang atlit saat ia sedang dalam keadaan melayang.
Sementara itu, gerakan awalan, tumpuan serta pendaratan tidak memiliki
perbedaan antara gaya yang satu dan gaya lainnya.
- Kemampuan membangun daya momentum.
- Kemampuan memindahkan momentum baik itu gaya vertical maupun horizontal.
- Kemampuan menyatukan kedua gaya tadi dengan tenaga yang ada saat melakukan lompatan
2.2 Teknik Lompat Jauh
Saat
berbicara soal teknik lompat jauh, ada 4 hal yang paling penting yakni awalan,
tolakan, sikap badan saat di udara dan terakhir pendaratan.
1. GERAKAN AWAL
Gerakan awal dalam lompat jauh dimulai dengan berlari secepat
mungkin. Gerakan lari ini dilakukan semaksimal mungkin untuk mendapatkan
tolakan terbaik. Pada saat berlari, pelari sedang mengusahakan kecepatan secara
horizontal yang kemudian akan diubah menjadi kecepatan vertical dengan cara
melakukan tolakan. Pada saat melakukan awalan, seorang atlit harus
memperhatikan beberapa hal antara lain:
Memahami jarak awalan dengan tenaga yang dibutuhkan untuk
melompat. Misalnya pelari pemula, untuk mendapatkan kecepatan maksimal ia bisa
mengambil jarak lari sekitar 35 meter. Sementara bagi mereka yang telah
terlatih, jarak tempuh awalan lari bisa berkisar 45 meter.
a. Hal penting di awalan adalah posisi beridri. Hal ini tidak
diatur secara baku tetapi bergantung pada kebiasaan para atlit. Pilih kebiasaan
yang menghasilkan jarak lompatan maksimal.
- Pada saat memulai awalan harus dengan lari yang pelan dan kemudian perlahan mempercepat laju lari. Terkait kecepatan, atlit harus bisa mempertahankan dinamikanya sampai ia melakukan tolakan.
- Saat atlit telah mencapai kecepatan yang paling maksimal, maka gerakan lari dilepas begiutu saja dengan tanpa mengurangi kecepatan yang diperoleh pada saat berlari.
2.
TOLAKAN
Tolakan
merupakan proses dimana di dalamnya mencakup perpindahan kecepatan yang
sbeelumnya horizontal menjadi vertical. Tolakan dilakukan dengan sangat cepat
dan kuat dengan tujuan agar tubuh terangkat ke atas dari titik satu ke titik
berikutnya sejauh mungkin. Tolakan merupakan gerbang menuju poisis tubuh atlit
pada saat ia melayang menuju titik terjauh lompatannya. Tolakan yang baik
selalu melibatkan kekuatan kaki juga kombinasi ayunan kaki dan tangan yang
dimulai dari posisi depan ke atas. Untuk mendapatkan tolakan yang sempurna,
seorang atlit harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a.
Kaki haruslah kuat sebab ia merupakan
tumpuan sebelum melayang.
- Saat hendak bertumpu, atlit harus mampu melakukannya saat ia tepat berada pada papan tumpuan.
Dalam
keadaan bertumpu, tangan sebaiknya ikut diayunkan. Demikian juga kaki.
Kaki diayunkan dengan cara mengangkatnya tinggi hingga pinggul dan berada
dalam posisi lutut yang ditekuk.
1.
SIKAP BADAN SAAT DI UDARA
Sikap badan
ini terkait saat aatlit lompat jauh sedang berada di udara menuju titik
lompatan sekanjutnya. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap badan
ini setidaknya ada tiga jenis yakni sikap badan yang seolah menggantung,
berjalan dan dan jongkok.
2.
PENDARATAN
Mendarat
merupakan tahapan terakhir di dalam proses olahraga lompat jauh. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan saat hendak mendarat, antara lain:
a.
Dilakukan dengan konsentrasi serta daya
sadar yang penuh agar gerakan yang tidak perlu bisa dihindari.
- Agar tidak terasa sakit, pendaratan harus dilakukan dengan memastikan kedua kaki sejajar dan bagian tumit mendarat pertama kali dengan posisi seperti sedang menjepit.
- Sebelum tumit atlit lompat jauh benar-benat menyentuh medium pendaratan, ia harus benar-benar meluruskan kakinya ke depan. Hal ini dimaksudkan agar jarak di anatar kedua kakinya tidak terlalu berjauhan. Apabila terlalu lebar jaraknya akan mengurangi jarak jauhnya lompatan yang dicapai.
- Saat mendarat, pastikan tumit segera berpijak agar pantat tidak mendarat di medium pasir.
- Setelah mendarat, pastikan tidak keluar atau kembali ke tempat awalan sebab membuat pengukuran berubah. Dan jika bergerak ke belakang tentu jarak lompat akan berkurang.
2.2 Peraturan – Peraturan dalam Lompat Jauh
1. Hal – hal yang harus diperhatikan/dilakukan:
·
Pelihara kecepatan sampai
saat menolak
·
Capailah dorongan yang
cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
·
Rubahlah sedikit posisi
lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.
·
Gunakan gerakan kompensasi
lengan yang baik
·
Capailah jangkuan gerak
yang baik.
·
Gerak akhir agar dibuwat
lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya
·
Latihan gerakan pendaratan
·
Kuasai gerak yang betul
dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan membengkokkan.
2. Hal – hal yang perlu dihindari:
·
Memperpendek atau
memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
·
Bertolak dari tumit dengan
kecepatan yang tidak memadai.
·
Badan miring jauh kedepan
atau kebelakang.
·
Fase yang tidak seimbang.
·
Gerak kaki yang premature.
·
Tak cukup angkatan kaki
pada pendaratan.
·
Satu kaki turun mendahului
kaki lain pada darat.
2.3 Cara mengukur lompatan pada lompat jauh:
·
Pada lompat jauh pengukuran
sebetulnya sama dengan pengukuran pada loncat jangkit.
·
Pengukuran dilakukan oleh
juri pengukur yang biasanya berjumlah 2 (dua) orang.
·
Pengukuran akan dilakukan
apabila lompatan tersebut dinyatakan syah.
·
Pengukuran lompatan diambil
dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai pada tanda
awal pendaratan.
·
Bila pelompat berjalan
mundur seusai melakukan lompatan maka yang diukur adalah jarak ketika atlet
tersebut mundur. Oleh karena itu ketika seusai meloncat maka atlet
·
Pada pengukuran ini
diusahakan untuk seteliti sebab selisih satu cm saja akan berpengaruh.
·
Selain itu alat yang
digunakan untuk mengukur juga harus sama (hanya ada satu alat ukur). Hasil
lompatan akan dicatat oleh pencatat hasil perlombaan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lompat
jauh adalah cabang olahraga atletik yang bertujuan melompat dengan pencapaian
jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Maka untuk mencapai jarak lompat yang jauh,
terlebih dahulu pelompat harus memahami unsur – unsur pokok pada lompat. Dalam
lompat jauh terdapat bak lompat yang berisi pasir sebagai tempat pendaratan
akhir dari melompat.
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi
dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade Ada beberapa
“Games” yang digelar selama era klasik Eropa. The Roman Games – Berasal dari
akar Yunani murni, Roman Games memakai perlombaan lari dan
melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani,
olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama memakai
panggung.
Yang menjadi tujuan dari lompat jauh adalah pencapain jarak lompatan yang
sejauh jauhnya. Dalam lompat jauh gaya dibagi menjadi 3 macam gaya, yaitu gaya
jongkok, gaya berjalan di udara, dan gaya menggantung. Banyak hal yang perlu di
perhatikan dalam olahraga lompat jauh, agar tidak terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan.
3.2 Saran
Berdasarkan pada
hasil akhir dari penelitian ini maka dapat diberikan
saran bagi Guru Penjaskes dan pelatih untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dalam latihan daya ledak otot tungkai disarankan menggunakan bentuk latihan
lompat dengan rintangan, karena sudah diuji bahwa latihan lompat dengan rintangan
mempunyai pengaruh lebih baik dari pada
latihan lompat meraih sasaran di atas terhadap kemampuan lompat jauh gaya
jongkok.
DAFTAR
PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi.
1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Bernhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat
Galah. Terjemahan dari String
Trainning voor. Djeugd. Semarang : Dahara Prize.
Carr, Gerry. 2000. Atletik
(Edisi Terjemahan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. 2004. Kurikulum
2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta: Dharma Bhakti.
--------------. 1997. Kondisi Fisik Anak-anak Sekolah Dasar. Jakarta
: Depdikbud.
Depdiknas. 2000. Pedoman
dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi PelatihOlahragawan Pelajar.
Jakarta.
Engkos, Kosasih. 1985. Olahraga
Tehnik dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.
Harsono. 1982. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI Pusat.
J. Matakupan. 1996. TeoriBermain. Jakarta: Depdikbud
KONI. 2000. Panduan Kepelatihan. Jakarta: KONI.
M. Sajoto. 1988. Peningkatan
dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara
Prize.
Nurhasan. 2001. Tes dan
Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar