KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNYAlah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya
tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah tugas olahraga dengan judul
"OLAHRAGA ATLETIK LARI JARAK PENDEK ", yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah Olahraga
Atletik.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi tugas olahraga ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan tugas olahraga ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT. memberkahi tugas olahraga ini sehingga dapat
memberikan manfaat.
Pamekasan, 17 Maret 2014
Lailatul Qamariyah
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL .....................................................................................................
KATA
PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR
ISI .....................................................................................................................
BAB
1 PENDAHULUAN ................................................................................................
1.1
Latar Belakang .............................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah .........................................................................................................
1.3
Tujuan ...........................................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN ..................................................................................................
2.1
Pengetian Lari Jarak Pendek ........................................................................................
2.2
Teknik-Teknik Dalam Lari Jarak Pendek .....................................................................
2.3
Peraturan Perlombaan Dalam Lari Jarak Pendek
.........................................................
BAB
III PENUTUP ...........................................................................................................
1.1
Kesimpulan ..................................................................................................................
1.2
Saran ............................................................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lari jarak pendek
(sprint) adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan
penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Kelangsungan gerak pada
sprint secara teknik sama, kalau ada perbedaan hanyalah terletak pada
penghematan penggunaan tenaga karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin
jauh jarak yang harus ditempuh, makin membutuhkan daya tahan yang besar.
Nomor-nomor pada lari jarak pendek yaitu : 100 m, 200 m, dan 400 m. Dengan lebar
lintasan 1,22 m, dan tinggi tiang finish 1,50 m. Sebelum melakukan sprint,
pelari (sprinter) harus melakukan tahap persiapan terlebih dahulu. Pada tahap
ini yang ditekankan adalah sikap relaksasi, yaitu dengan menarik napas agar
pelari dapat lebih relaks. Adapun gerakannya yaitu, mengangkat kedua tangan
sambil menarik napas, dilanjutkan dengan menurunkan tangan dengan memulai sikap
start serta menghembuskan napas seiring dengan gerakan tangan ke bawah.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan
lari jarak pendek ?
b.
Apa saja Teknik teknik
dalam lari jarak pendek ?
c.
Apa saja peraturan
perlombaan yang ada dalam lari jarak pendek ?
1.3 Tujuan
a.
Agar siswa mengetahui Apa
yang dimaksud dengan lari jarak pendek
b.
Agar siswa mengetahui
Teknik teknik dalam lari jarak pendek
Agar siswa mengetahui peraturan perlombaan yang
ada dalam lari jarak pendek
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek (sprint) adalah semua perlombaan lari
dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang
harus ditempuh. Kelangsungan gerak pada sprint secara teknik sama, kalau ada
perbedaan hanyalah terletak pada penghematan penggunaan tenaga karena perbedaan
jarak yang harus ditempuh. Makin jauh jarak yang harus ditempuh, makin
membutuhkan daya tahan yang besar. Nomor-nomor pada lari jarak
pendek yaitu : 100 m, 200 m, dan 400 m. Dengan lebar lintasan 1,22 m, dan
tinggi tiang finish 1,50 m.
Sebelum melakukan sprint, pelari (sprinter) harus melakukan
tahap persiapan terlebih dahulu. Pada tahap ini yang ditekankan adalah sikap
relaksasi, yaitu dengan menarik napas agar pelari dapat lebih relaks. Adapun
gerakannya yaitu, mengangkat kedua tangan sambil menarik napas, dilanjutkan
dengan menurunkan tangan dengan memulai sikap start serta menghembuskan napas
seiring dengan gerakan tangan ke bawah.
Teknik yang harus dikuasai oleh pelari cepat (sprint) adalah
start atau tolakan, lari sprint, dan finish. Start lari jarak pendek yaitu
start jongkok. Start ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu : start pendek, start
menengah, dan start panjang. Penamaan start tersebut tergantung pada penempatan
lutut kaki belakang. Seorang pelari bebas menentukan jenis start yang akan
digunakan dalam lari jarak pendek
2.2 Teknik – Teknik Dalam Lari Jarak Pendek
1. Teknik Start
a.
Start pendek
(Bunch Start)
Cara
melakukannya :
·
Langkahkan
kaki kanan ke depan dan tempatkan kaki kiri di belakang. Jari-jari kaki kiri
belakang kira-kira segaris dengan tumit kaki kanan yang berada di depan.
·
Jatuhkan
badan ke depan dan letakkan tangan di belakang garis start. Jari-jari tangan
meregang membentuk huruf V (antara ibu jari dan keempat jari lainnya).
Sejajarkan jari tangan dengan garis start.
·
Sikap kedua
lengan lurus, berat badan bertumpu pada kedua lengan, dan pandangan lurus ke
depan.
·
Kemudian
angkat panggul ke atas hingga posisi pantat lebih tinggi dari pundak. Kedua
lengan tetap lurus, tetapi dengan leher yang tetap lemas.
·
Kemudian
tolakan lari pada balok start dengan sekuat-kuatnya, lalu larilah
secepat-cepatnya.
a.
Start
menengah (Medium Start)
Secara
umum start menengah sama dengan start pendek. Perbedaan keduanya terletak pada
penempatan posisi kaki depan dengan kaki belakang sebagai berikut :
a.
Saat badan
diturunkan posisi lutut segaris dengan ujung jari-jari kaki depan.
b.
Gerakan
selanjutnya sama dengan yang dilakukan pada start pendek.
c.
Start
panjang (Long Start)
Secara
umum urutan gerakan, sikap tangan, dan badan sama dengan start pendek dan start
menengah. Perbedaannya terletak pada penempatan posisi kaki depan dan kaki belakang
sebagai berikut :
·
Saat
menurunkan badan, letakkan lutut kaki belakang (kiri) segaris dengan tumit Kaki
depan (kanan) atau lebih mundur lagi.
·
Gerakan
selanjutnya sama dengan yang dilakukan dalam start pendek dan menengah.
1. Teknik Lari
Dalam lari sprint ada tiga teknik
dasar yang harus dikuasai yaitu : gerakan kaki, ayunan lengan, dan posisi badan
saat berlari.
a.
Gerakan kaki
Gerakan
kaki dalam lari jarak pendek yaitu melangkah dengan selebar dan secepat
mungkin. Posisi kaki belakang saat menolak dari tanah seakan tertendang lurus
ke depan dengan cepat. Saat bersamaan lutut ditekuk secara wajar agar paha
mudah terayun ke depan. Ketika mendaratkan kaki, yang digunakan adalah ujung
telapak kaki dengan lutut agak ditekuk.
b.
Ayunan
lengan
Lengan
diayun ke depan atas sebatang hidung. Posisi siku ditekuk lebih kurang
membentuk sudut 90o.
c.
Sikap badan
Saat
berlari sikap badan harus rileks condong ke depan dengan kepala segaris
punggung. Pandangan mata lurus ke depan.
2. Teknik Memasuki Garis Finish
Untuk melewati garis finish,
biasanya persaingan para pelari cukup ketat. Oleh karena itu, pelari perlu
menguasai teknik memasuki garis finish dengan tepat. Terdapat beberapa teknik
untuk melewati garis finish, yaitu :
a.
Pelari terus
berlari secepatnya tanpa mengurangi kecepatan dan mengubah sikap.
b.
Pelari
memasuki garis finish dengan membusungkan dada ke depan dan kedua tangan ke
belakang.
Pelari menjatuhkan salah satu bahu ke depan atau
memiringkan sisi tubuh bagian atas ke depan (dada dan bahu). Yang perlu
diperhatikan yaitu saat memiringkan badan ke depan jangan berlebihan karena gerakan tersebut dapat mengganggu keseimbangan badan.
Start yang
digunakan pada nomor lari jarak pendek adalah start jongkok. Ada tiga aba-aba
yang dilakukan pada lari jarak pendek menggunakan start jongkok, antara lain :
1)
Aba-aba
“bersedia”
a) Lutut kaki belakang
diletakkan/ditempatkan berjarak satu kepal sejajar dengan ujung kaki depan.
b) Kedua lengan lurus sejajar dengan
bahu danletakkan di belakang garis start, dengan pinggiran jari telunjuk dan
ibu jari menapak di tanah.
c) Pandangan lurus ke depan kira-kira
2,5 m. Usahakan badan tetap rileks berat badan berada di kedua belah tangan.
2)
Aba-aba
“siap”
a. Angkat panggul ke arah depan atas
dengan tenang, sampai sedikit lebih tinggi dari bahu.
b. Berat badan lebih ke depan, kepala
rendah leher tetap kendor, pandangan ke bawah, lengan tetap lurus dan siku
tetap lurus.
c. Pada waktu mengangkat panggul, ambil
napas dalam-dalam.
d. Pusatkan perhatian pada aba-aba
“ya”.
3)
Aba-aba “ya”
a.
Ayun lengan
kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat.
b.
Kaki kiri
menolak kuat-kuat sampai terkejang lurus. Kaki kanan melangkah secepat mungkin,
dan secepatnya mencapai tanah.
c.
Dari sikap
jongkok berubah ke sikap lari, badan harus naik sedikit demi sedikit. Jangan
ada gerakan ke samping.
d.
Langkah lari
makin lama makin melebar dengan kecepatan penuh.
Setelah terdengan aba-aba “ya”,
pelari segera menolak dengan kuat sebagai awalan. Pelari mencondongkan tubuh ke
depan selama 5 sampai 6 meter pertama. Setelah jarak tersebut terlampaui,
sprinter mengambil posisi sprint yang lebih tegak untuk sisa lomba. Pada jarak
40 meter, tubuh sprinter telah tegak sepenuhnya. Sikap pelari saat berlari
psrint sebagai berikut :
1.
Berpijak pada ujung kaki.
2.
Kaki yang tidak digunakan untuk berpijak ditekuk minimal 90o.
3.
Angkatlah lutut tinggi-tinggi dan paha lebih kurang sejajar dengan tanah.
4.
Kepala dan badan tegak dan pandangan mata tertuju ke depan.
5.
Siku membentuk sudut 90o.
6.
Ayunkan tangan ke depan dan belakang berlawanan dengan ayunan langkah kaki.
2.3 Peraturan Perlombaan Dalam Lari Jarak Pendek
1.
Peraturan
perlombaan dalam lari jarak pendek adalah :
a. Garis start dan finish dalam
lintasan lari ditunjukkan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku-siku dengan
batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari tepi garis start
ke tepi garis finish terdekat dengan garis start.
b. Aba-aba yang digunakan dalam lomba
lari jarak pendek adalah “bersedia”, “siap”, dan “ya” atau bunyi pistol.
c. Semua peserta lomba lari mulai
berlari pada saat aba-aba “ya” atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
d. peserta yang membuat kesalahan pada
saat start harus diperingatkan (maksimal 3 kali kesalahan).
e. Lomba lari jarak pendek pada
perlombaan besar dilakukan 4 tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak
semifinal, dan babak final.
f. Babak pertama akan diadakan apabila
jumlah peserta banyak, pemenang I dan II berhak maju ke babak berikuttnya.
1.
Diskualifikasi
atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah
Hal-hal
yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu :
a. Melakukan kesalahan start lebih dari 3 kali.
b. Memasuki lintasan pelari lain.
c. Mengganggu pelari lain.
d. Keluar dari lintasan.
a.
Terbukti
memakai obat perangsang.
2.
Petugas atau
Juri dalam Lomba Lari
Petugas atau juri dalam lomba lari
jarak pendek terdiri atas :
a.
Starter, yaitu petugas yang memberangkatkan pelari.
b.
Recall Starter, yaitu petugas yang mengecek atau mengabsen para pelari.
c.
Timer, yaitu petugas pencatat waktu.
d.
Pengawas Lintasan, yaitu petugas yang berdiri pada tempat tertentu dan bertugas
mengawasi pelari apabila melakukan kesalahan dan pelanggaran.
e. Juri
Kedatangan, yaitu petugas pencatat kedatangan pelari yang pertama sampai dengan
terakhir dan menentukan ranking/urutan kejuaraan.
f.
Juri Pencatat Hasil, yaitu petugas pencatat hasil setelah pelari memasuki garis
finish.
Dalam lari jarak pendek, yang menjadi kebutuhan utama adalah kecepatan.
Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat
dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus dan efisien dan sangat
dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan
ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi lngkah
(jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek
harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuktian
tersebut sesuai dengan pendapat Bompa (1990:79) yang menyatakan bahwa
intensitas latihan erat kaitannya dengan isi dan berat latihan. Intensitas
latihan berfungsi untuk membangun kekuatan yang digunakan dalam waktu latihan
dan kekuatan dari dorongan saraf tergantung dari beban, kecepatan gerak, dan
variasi interval dengan waktu istirahat dari pengulangan-pengulangan.
Siswa yang
melakukan istirahat aktif, akan selalu siap melakukan gerakan-gerakan yang
dapat mendukung latihan-latihan lari yang akan dilakukannya kemudian. Karena
kemampuan sistem pernapasan sudah dipersiapkan pada waktu istirahat.
Kemungkinan untuk cedera otot pun akan berkurang. Sedangkan siswa yang
melakukan istirahat pasif, tidak sama sekali melakukan gerakan-gerakan yang
mendukung latihan lari. Suhu tubuh siswa pun akan menurun, sehingga pada waktu
siswa akan melakukan kembali latihan maka kondisi siswa pada posisi nol
dan kemungkinan cedera pun akan terjadi.
3.2 Saran-saran
Tugas olahraga ini adalah tugas
olahraga atletik yang membahas tentang lari jarak pendek, diharapkan agar
atletik kedepannya lebi dipahami dan dilaksanakan untuk meningkan potensi siswa
dan para atlet yang unggul dan baik.
Penulis menyadari bahwa
penulisan tugas olahraga ini kurang sempurna, maka penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangundari para pembaca yang budiman, agar
bembuatan tugas olahraga kedepannya lebibaik, sekian dari penulis kami
mengucapkan limpah trimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Azwar, S. (1987). Tes Pretasi, Fungsi dan
Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Liberty.
Balley, A. James. (1986) Pedoman Atlet, Teknik
Peningkatan Ketangkasan dan Stamina. Dahara Prize.
Departemen Pendidikan Nasional (2003). Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Penjasorkes. Jakarta, Depdiknas.
Harsono. (1988) Coaching dan Aspek-aspek Psikologis
dalam Coaching. Jakarta, CV. Tambak Kusumah.
Jarver, J. (1986) Belajar dan Berlatih
Atletik. Bandung, PT. Pionir Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar