leily ijolumut

leily ijolumut

Kamis, 04 Februari 2016

Kliping Peristiwa Peristiwa yang Menggambarkan Toleransi Beragama



TRADISI NYADRAN JELANG RAMADAN





Tradisi Nyadran Jelang Ramadan di Bantul Ini Digelar Lintas Agama. peristiwa ini merupakan tradisi antar warga di Sorowajan, Banungtapan, Bantul, Yogyakarta, yakni nyadran dan diawal deengan kirab. Ambengan, beruapa nasi gurih dan ketak kolek apem, dibawa dari masjid setempat menuju balai dusun dan bergantian didoakan oleh tokoh-tokoh agama, mulai dari islam, hindu, budha dan kristen.
“Ruwahan atau nyadran di dusun ini yang dikenal plural, banyak penduduk dari bermacam agama. Sehingga nyadran ambengan atau kendurinya didoakan dari semua unsur agama 

SEBUAH BOM MELEDAK DI KUIL BUDDHA DI IBUKOTA INDONESIA 

kasus intoleransi antaragama yang terjadi yakni pada tanggal 7 Agustus 2013, sebuah bom meledak dalam sebuah kuil Budha di pusat kota Jakarta setelah militan Islam bersumpah balas dendam terhadap umat Budha di Indonesia karena serangan terhadap kaum minoritas Muslim oleh umat Budha di Myanmar. Sehari kemudian setelah kejadian tersebut, bom molotov meledak di dalam sebuah sekolah Katolik di Jakarta. 4
Selain itu, warga Muslim di beberapa daerah Indonesia Timur, yang mayoritas warganya beragama Kristen mengalami kesulitan untuk izin mendirikan tempat beribadah atau masjid. Bahkan ada salah satu kelompok agama Islam di Yogyakarta mengancam akan menghancurkan situs warisan dunia, yaitu Borobudur dari UNESCO. Dalam kasus intoleransi antar sesama agama juga terjadi di Indonesia, seperti pada tanggal 20 Juni 2013, sekitar 1000 warga kelompok militan Sunni mengepung stadion di mana warga Syiah berlindung. Mereka menuntut warga Syiah untuk pindah, keluar dari Pulau Madura. Para penyerang dari kelompok mayoritas membakar sekitar 50 rumah, menewaskan satu warga dan menyebabkan seseorang luka parah.5
Akibatnya, kasus intoleransi agama terhadap kaum minoritas menjadi penyebab terbesar kedua dari kasus pelanggaran HAM di Indonesia menurut Organisasi Hak Asasi Manusia: Kontras, meningkatnya “siar kebencian” atas nama Islam di Indonesia menurut Wahid Institute Jakarta.6
Selain itu munculnya permasalahan sosial baru berupa konflik-konflik masyarakat yang dipicu atau dilatarbelakangi oleh masalah antarumat beragama. Hal ini dikarenakan warga yang terlibat didalam konflik tersebut sensitif terhadap hal yang menyangkut agama atau fanatik terhadap agama yang dianutnya, seperti konflik yang terjadi di Poso yang timbul karena gagalnya kristenisasi terhadap umat Islam secara halus sehingga mereka melakukan tindakan kekerasan dan mengusir warga yang beragama Islam yang tidak mau mengikuti agamanya.7
Solusi untuk mengurangi terjadinya intoleransi agama di Indonseia, salah satunya ialah adanya penegakan keadilan dari pemerintah terhadap kaum minoritas agama, memiliki strategi-strategi guna mengurangi kekerasan atas nama agama baik secara formal yaitu melaui pendidikan ataupun seminar dan nonformal yaitu terjun langsung ke masyarakat dengan memberikan pendidikan agama yang baik dan benar serta pendidikan kewarganegaraan agar dapat menjadi warga negara yang selalu menjunjung tinggi HAM. 

RUMAH KRISTEN TOLIKARA JADI TEMPAT TINGGAL PENGUNGSI MUSLIM TERBAKAR
Rumah Kristen Tolikara Jadi Tempat Tinggal Pengungsi Muslim. Sepanjang tahun 2015, salah satu insiden paling memilukan terkait hubungan antar agama adalah peristiwa Tolikara, Papua.  Namu, di balik itu, ada sebuah kisah yang mengingatkan kembali bahwa toleransi di bumi Papua sudah terjadi, bahkan sejak lama. Sebagaimana yang dilaporkan oleh jurnalis CNN Indonesia, Aghnia Azkia, tentang kisah Ali Mukhtar  dan Fiktor Kogoya (7/27).
Selepas insiden itu, rumahnya habis terbakar dan praktis tidak punya tempat tinggal, tapi berkat bantuan temannya yang seorang kristen, ia bisa bertahan hidup sembari menunggu rehabilitasi.
“Saya tinggal di rumah Pak Fiktor. Saya sudah keluar-masuk rumah ini seperti rumah sendiri,” ujar Ali.
Ia pun menuturkan, bahwa sebenarnya hubungan antar agama juga baik. Sembilan tahun sudah ia menetap di Tolikara dan hubungannya dengan para pendeta, serta kepala suku di distrik lain di Tolikara juga tergolong baik, bahkan seperti halnya keluarga. Ketika insiden kerusuhan itu terjadi, ia dan muslim lain berlindung di sana.

UMAT MUSLIM DI MALANG SALAT IDUL FITRI DI HALAMAN GEREJA



Umat Muslim di Malang salat Ied di halaman gereja. Peristiwa ini terjadi ketika jumlah jamaah yang hendak menunaikan salat Idul Fitri di Masjid Agung Jami, Kota Malang, Jawa Timur, mencapai ribuan orang. Untuk itu,  sebagian di antara mereka membentangkan sajadah di halaman Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus.
Peristiwa biasa terjadi tiap tahun, tapi memang jarang diketahui orang. Halaman gereja yang terletak sekitar 100 meter dari mesjid itu dipenuhi jamaah perempuan. Pengurus Gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Yohanes Kristiawan, mengaku menyiapkan halaman gereja untuk ibadah salat Ied sejak pukul 05.00 WIB. Ia, tambahnya, bersama jamaah Kristen turut bersama-sama para muslim membersihkan koran dan alas selepas ibadah.
Jalinan kebersamaan ini berlangsung lama.  Ketika bulan puasa, umat muslim bahkan mengajak umat lain berbuka bersama. “Tadi malam umat Kristen, Katolik, Hindu dan Budha ikut takbir keliling,” papar Muhammad Anton, walikota Malang, sebagaimana dikutip dari BBC (7/17).
Itulah beberapa peristiwa toleransi yang  ada sepanjang 2015. Ada beberapa kisah lagi, misalnya, cagar budaya yang dilakukan warga Cilacap untuk mendorong toleransi,  festival 1000 jilbab di masjid Chengho di Surabaya, penolakan dekralasi anti Syiah di beberapa kota (Cirebon, Sukoharjo dan lain-lain), atau partisipasi umat Kristen yang menyukseskan MTQ di Maluku dan masih banyak yang peristiwa lainnya yang tidak tercatat dan menjadi tradisi hubungan antar agama di Indonesia.  


2. misalnya ada seorang teman kamu yang non mulim sedang sakit. Dia membutuhkan bantuan untuk berobat kedokter sebagai teman, apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu meringankan beban temanmu tersebut ?
Jawaban : yang harus kita lukan adalah membantu sebisa kita, karena pada dasarnya kaum muslimin tidak dilarang untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang non-muslim yang tiada memerangi kita karena agama dan tidak pula mengusir kita dari negeri kita (non-muslim yang bersikap baik kepada kita). Demikian penjelasan Al Qur’an surat Al Mumtahanah ayat 8:
”Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al Mumtahanah. 8).

Dalam konteks hubungan sosial-kemasyarakatan, pergaulan dengan non-muslim (apapun agamanya) tidaklah dilarang dalam agama Islam, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mumtahanah di atas. Dengan berbuat baik dan berlaku adil terhadap mereka, hal ini justru bisa kita jadikan sebagai sarana untuk mengenalkan Islam kepada mereka sehingga akan timbul rasa simpati di hati mereka dan tidak muncul dugaan negatif kepada Islam, karena sesungguhnya Islam itu tidak identik dengan kekerasan.
3. Manfaat Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Jawaban :
·       Menghindari Terjadinya Perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.
·       Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaa
Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antarsesama manusia.
·       Pembangunan berjalan dengan lancar
·       Masyarakat menikmati hasil-hasil pembangunan
·       Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan


 




Tidak ada komentar: