leily ijolumut

leily ijolumut

Kamis, 06 Februari 2020

Ketika Aku terlalu mecintai manusia, Allah hadirkan kecewa


Ada hari dimana aku begitu sangat merasakan kebahagian tersebab aku menjalin suatu hubungan; pacaran. Aku mampu melakukan apa saja, dan berkorban sebegitu seringnya untuk seseorang yang amat aku sayangi yang padahal belum tentu aku miliki sepenuhnya. Aku mencintai habis – habisan, berkorban mati-matian dan mencintainya melebihi aku mencintai diri sendiri, bahkan aku terlanjur mencintai melebihi cintaku pada sang pencipta.
Aku boleh saja berharap ingin menua bersamanya. Tapi aku sempat lupa, bahwa sebaikapapun rencanaku tidak akan lebih sempurna dari sekenario sang pemilik dunia. Aku boleh saja mencintainya, tapi aku yakin ia pun memiliki ketulusan yang sama sebagaimana aku yang sangat tulus mencintainya ? ya aku mencintainya, aku sangat mencintainya hingga aku lupa akan kehadirannya. Saat hatiku sakit yang teramat parah, saat hatiku hancur dan patah, aku tak mampu menyalahkan siapapun bahkan dia sekalipun, karena sejatinya aku sendiri lah yang salah karena aku telah mempersilahkan orang lain untuk mematahkannya.
Jadi aku harus terima, semua adalah akibat diriku yang terlampau mempercayai dan mencintai makhluknya. Semua adalah konskuensi yang harus aku terima atas segala pengharapan yang aku titipkan padanya, Bukan pada DIA; sang pemberi harapan yang tak akan pernah membuat hati kecewa. Sebab itu, aku sadar aku tak perlu menyalahkan seseorang yang telah membuat hatiku kecewa. Karena, yang meninggalkan tak melulu sepenuhnya patut disalahkan, meski sejatinya memang dia yang menorehkan luka yang amat menyakitkan. Karena aku sendirilah yang mempersilahkan masuk kedalam hatiku hingga aku tertipu cinta yang palsu?
Mungkin selama ini hatiku kurang dekat dengan pemiliknya. Atau boleh jadi rasa cinta yang aku berikan untuk manusia melebihi batasnya sehingga Allahpun  tancapkan luka dihatiku atas besarnya cintamu pada sesama. Agar aku kembali pada cinta yang pasti, yang sedikitpun tak akan membuat sakit hati. Saat ini pun Allah masih memberikan kesempatan untuk berdamai dengan apa yang aku terima, dan akan aku peluk segala bentuk luka yang kurasa, sebab apapun yang terjadi sudah menjadi ketetapannya. Sebagaimana luka hatiku pasti akan sembuh, sebab Allah sendirilah yang akan menyembuhkannya.
C. Imajinasi_hati