TRADISI NYADRAN JELANG RAMADAN
Tradisi
Nyadran Jelang Ramadan di Bantul Ini Digelar Lintas Agama. peristiwa ini
merupakan tradisi antar warga di Sorowajan, Banungtapan, Bantul, Yogyakarta,
yakni nyadran dan diawal deengan kirab. Ambengan, beruapa nasi gurih dan ketak
kolek apem, dibawa dari masjid setempat menuju balai dusun dan bergantian
didoakan oleh tokoh-tokoh agama, mulai dari islam, hindu, budha dan kristen.
“Ruwahan atau nyadran di
dusun ini yang dikenal plural, banyak penduduk dari bermacam agama. Sehingga
nyadran ambengan atau kendurinya didoakan dari semua unsur agama
SEBUAH BOM MELEDAK DI KUIL BUDDHA DI IBUKOTA INDONESIA
kasus
intoleransi antaragama yang terjadi yakni pada tanggal 7 Agustus 2013, sebuah bom meledak dalam sebuah kuil Budha di pusat kota
Jakarta setelah militan Islam bersumpah balas dendam terhadap umat Budha di Indonesia
karena serangan terhadap kaum minoritas Muslim oleh umat Budha di Myanmar. Sehari kemudian setelah kejadian tersebut, bom molotov meledak di dalam
sebuah sekolah Katolik di Jakarta. 4
Selain itu, warga Muslim di beberapa daerah Indonesia Timur, yang mayoritas warganya
beragama Kristen mengalami kesulitan untuk izin mendirikan tempat beribadah
atau masjid. Bahkan ada salah satu kelompok agama Islam di Yogyakarta mengancam
akan menghancurkan situs warisan dunia, yaitu Borobudur dari UNESCO. Dalam
kasus intoleransi antar sesama agama juga terjadi di Indonesia, seperti pada
tanggal 20 Juni 2013, sekitar 1000 warga kelompok militan Sunni mengepung
stadion di mana warga Syiah berlindung. Mereka menuntut warga Syiah untuk
pindah, keluar dari Pulau Madura. Para penyerang dari kelompok mayoritas
membakar sekitar 50 rumah, menewaskan satu warga dan menyebabkan seseorang luka
parah.5
Akibatnya, kasus intoleransi agama terhadap kaum
minoritas menjadi penyebab terbesar kedua dari kasus pelanggaran HAM di
Indonesia menurut Organisasi Hak Asasi Manusia: Kontras, meningkatnya “siar
kebencian” atas nama Islam di Indonesia menurut Wahid Institute Jakarta.6
Selain itu munculnya permasalahan sosial baru
berupa konflik-konflik masyarakat yang dipicu atau dilatarbelakangi oleh
masalah antarumat beragama. Hal ini dikarenakan warga yang terlibat didalam
konflik tersebut sensitif terhadap hal yang menyangkut agama atau fanatik
terhadap agama yang dianutnya, seperti konflik yang terjadi di Poso yang timbul
karena gagalnya kristenisasi terhadap umat Islam secara halus sehingga mereka
melakukan tindakan kekerasan dan mengusir warga yang beragama Islam yang tidak
mau mengikuti agamanya.7
Solusi untuk
mengurangi terjadinya intoleransi agama di Indonseia, salah satunya ialah
adanya penegakan keadilan dari pemerintah terhadap kaum minoritas agama,
memiliki strategi-strategi guna mengurangi kekerasan atas nama agama baik
secara formal yaitu melaui pendidikan ataupun seminar dan nonformal yaitu
terjun langsung ke masyarakat dengan memberikan pendidikan agama yang baik dan
benar serta pendidikan kewarganegaraan agar dapat menjadi warga negara yang
selalu menjunjung tinggi HAM.
RUMAH KRISTEN TOLIKARA JADI
TEMPAT TINGGAL PENGUNGSI MUSLIM TERBAKAR
Rumah Kristen Tolikara Jadi Tempat Tinggal
Pengungsi Muslim. Sepanjang tahun 2015, salah satu insiden paling memilukan
terkait hubungan antar agama adalah peristiwa Tolikara, Papua. Namu, di
balik itu, ada sebuah kisah yang mengingatkan kembali bahwa toleransi di bumi
Papua sudah terjadi, bahkan sejak lama. Sebagaimana yang dilaporkan oleh
jurnalis CNN
Indonesia, Aghnia Azkia, tentang kisah Ali Mukhtar dan Fiktor
Kogoya (7/27).
Selepas
insiden itu, rumahnya habis terbakar dan praktis tidak punya tempat tinggal,
tapi berkat bantuan temannya yang seorang kristen, ia bisa bertahan hidup
sembari menunggu rehabilitasi.
“Saya
tinggal di rumah Pak Fiktor. Saya sudah keluar-masuk rumah ini seperti rumah
sendiri,” ujar Ali.
Ia
pun menuturkan, bahwa sebenarnya hubungan antar agama juga baik. Sembilan tahun
sudah ia menetap di Tolikara dan hubungannya dengan para pendeta, serta kepala
suku di distrik lain di Tolikara juga tergolong baik, bahkan seperti halnya
keluarga. Ketika insiden kerusuhan itu terjadi, ia dan muslim lain berlindung
di sana.
UMAT MUSLIM DI MALANG SALAT IDUL FITRI DI HALAMAN GEREJA
Umat
Muslim di Malang salat Ied di halaman gereja. Peristiwa ini terjadi ketika
jumlah jamaah yang hendak menunaikan salat Idul Fitri di Masjid Agung Jami,
Kota Malang, Jawa Timur, mencapai ribuan orang. Untuk itu, sebagian di
antara mereka membentangkan sajadah di halaman Gereja Katolik Paroki Hati Kudus
Yesus.
Peristiwa
biasa terjadi tiap tahun, tapi memang jarang diketahui orang. Halaman gereja
yang terletak sekitar 100 meter dari mesjid itu dipenuhi jamaah perempuan.
Pengurus Gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Yohanes Kristiawan, mengaku menyiapkan
halaman gereja untuk ibadah salat Ied sejak pukul 05.00 WIB. Ia, tambahnya,
bersama jamaah Kristen turut bersama-sama para muslim membersihkan koran dan
alas selepas ibadah.
Jalinan
kebersamaan ini berlangsung lama. Ketika bulan puasa, umat muslim bahkan
mengajak umat lain berbuka bersama. “Tadi malam umat Kristen, Katolik, Hindu
dan Budha ikut takbir keliling,” papar Muhammad Anton, walikota Malang,
sebagaimana dikutip dari BBC
(7/17).
Itulah
beberapa peristiwa toleransi yang ada sepanjang 2015. Ada beberapa kisah
lagi, misalnya, cagar budaya yang dilakukan warga Cilacap untuk mendorong
toleransi, festival 1000 jilbab di masjid Chengho di Surabaya, penolakan
dekralasi anti Syiah di beberapa kota (Cirebon, Sukoharjo dan lain-lain), atau
partisipasi umat Kristen yang menyukseskan MTQ di Maluku dan masih banyak yang
peristiwa lainnya yang tidak tercatat dan menjadi tradisi hubungan antar agama
di Indonesia.
2. misalnya ada seorang teman
kamu yang non mulim sedang sakit. Dia membutuhkan bantuan untuk berobat
kedokter sebagai teman, apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu
meringankan beban temanmu tersebut ?
Jawaban
: yang
harus kita lukan adalah membantu sebisa kita, karena pada dasarnya kaum
muslimin tidak dilarang untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang non-muslim yang tiada memerangi kita karena agama dan tidak pula
mengusir kita dari negeri kita (non-muslim yang bersikap baik kepada kita).
Demikian penjelasan Al Qur’an surat Al Mumtahanah ayat 8:
”Allah tiada melarang
kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al Mumtahanah.
8).
Dalam konteks hubungan sosial-kemasyarakatan, pergaulan dengan non-muslim (apapun agamanya) tidaklah dilarang dalam agama Islam, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mumtahanah di atas. Dengan berbuat baik dan berlaku adil terhadap mereka, hal ini justru bisa kita jadikan sebagai sarana untuk mengenalkan Islam kepada mereka sehingga akan timbul rasa simpati di hati mereka dan tidak muncul dugaan negatif kepada Islam, karena sesungguhnya Islam itu tidak identik dengan kekerasan.
Dalam konteks hubungan sosial-kemasyarakatan, pergaulan dengan non-muslim (apapun agamanya) tidaklah dilarang dalam agama Islam, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mumtahanah di atas. Dengan berbuat baik dan berlaku adil terhadap mereka, hal ini justru bisa kita jadikan sebagai sarana untuk mengenalkan Islam kepada mereka sehingga akan timbul rasa simpati di hati mereka dan tidak muncul dugaan negatif kepada Islam, karena sesungguhnya Islam itu tidak identik dengan kekerasan.
3.
Manfaat Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Jawaban
:
· Menghindari
Terjadinya Perpecahan
Bersikap
toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama.
Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan
dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat
mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam
kehidupan umat manusia ini.
· Memperkokoh
Silaturahmi dan Menerima Perbedaa
Salah
satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali
silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan baik dengan manusia
lainnya. Pada umumnya manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya,
perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan
agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antarsesama
manusia.
· Pembangunan
berjalan dengan lancar
· Masyarakat
menikmati hasil-hasil pembangunan
· Kemajuan
dalam berbagai aspek kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar