KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang tanaman cabai.
Adapun makalah tanaman cabai ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang
limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Pamekasan, 1 Januari 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Cabai
2.1
Manfaat Cabai
2.3 Teknik
Budidaya Tanaman Cabai
2.4
Masalah Produksi
2.5 Cara
Penanggulangan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai atau lombok
(bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus
Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan.
Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman
cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang
banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya
yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat
membangkitkan selera makan. Karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap
saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional .
Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.
Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana Teknik
budidaya tanaman cabai
2. Bagaimana cara
penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai ?
1.1 Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengetahui
Teknik budidaya tanaman cabai
2.
Agar meahasiswa mengetahui cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman
cabai
1.2 Manfaat Pembuatan Makalah
Penelitian ini memiliki
manfaat sebagai berikut
a.
Bagi petani, penelitian
ini dapat dijadikan panduan untuk menaggulangi penyakti yang menyerang tanaman
cabai.
b.
Bagi penyuluh atau
dinas pertanian, penelitian ini dapat di jadikan bahan untuk memberikan
pengetahuan kepada petani untuk dapat menaikan hasil panen cabai.
c.
Bagi masyarakat,
penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tentang penanggulangan penyakti yang
di alami tanaman cabai.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Cabai
Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa
buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabe memiliki
banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak,
kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.
Cabe
(Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi
dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin
yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabe
diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari
hama dan penyakit . Cabe atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di
dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
2.2 Manfaat
Cabai
Cabai
merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang
memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa
yang berguna bagi kesehatan manusia.Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi
untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan
ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin
yang berperan sebagai zat anti kanker. Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah
satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan
oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki
beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang
berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
Salah
satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan
lalat buah pada
tanaman cabai. [3] Hama ini
sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan
laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%.
Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat
di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat.
Penyebabnya adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala
awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya
masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang
ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada
produksi cabai.
2.3 Teknik
Budidaya Tanaman Cabai
Cabai
atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan
tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai
banyak mengandung vitamin
A dan vitamin
C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang
menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk
rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa
dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman
cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya
humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar
5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan
(Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan
pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko
kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman
yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi
untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah
kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan
sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).
Adapun cara atau tehnik budidaya
cabe merah adalah sebagai berikut :
1. Persiapan lahan untuk menana cabe merah keriting dan cabe rawit
a.
Pengolahan Lahan cabe merah
keriting dan cabe rawit
·
Tebarkan pupuk kandang
dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
·
Diluku kemudian digaru
(biarkan + 1 minggu)
·
Diberi Dolomit sebanyak
0,25 ton / 1000 m2
·
Dibuat bedengan lebar 100
cm dan parit selebar 80 cm
·
Bedengan ditutup mulsa
plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2
minggu ).
b.
Benih cabe merah keriting
dan cabe rawit
a.
Kebutuhan per 1000 m2 1 -
1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
·
Biji direndam dalam air
hangat kemudian diperam semalam.
Sedangkan cara Penanaman cabe
merah sebagai berikut :
1.
Pemilihan Bibit cabe merah
·
Pilih bibit seragam, sehat,
kuat dan tumbuh mulus
·
Bibit memiliki 5-6 helai
daun (umur 21 - 30 hari)
2.
Cara Tanam cabe merah
·
Waktu tanam pagi atau sore
hari , bila panas terik ditunda.
·
Plastik polibag dilepas
·
Setelah penanaman selesai,
tanaman langsung disiram
3.
Pengamatan Hama cabe merah
·
Ulat Tanah ( Agrotis
ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan
tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari
sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan
dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
·
Ulat Grayak ( Spodoptera
litura & S. exigua )
·
Ciri ulat yang baru menetas
/ masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan
ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit).
Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan
kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun
cabe gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu
dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk
persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
·
Bekicot/siput. Memakan
tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang
di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
1.4
Permasalahan
Produksi
Salah satu
kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada
tanaman cabai. [3] Hama ini
sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan
laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%.
Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat
di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat.
Penyebabnya adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala
awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya
masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang
ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada
produksi cabai.
Pengamatan hama
dan penyakit cabe merah
·
Spodoptera litura/ Ulat
grayak Lihat depan.
·
Kutu - kutuan ( Aphis,
Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
·
Penyakit Layu, disebabkan
beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan
tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu
dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
·
Penyakit Bercak Daun,
Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua
bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian
tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang.
Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja.
Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada
daun tua.
·
Lalat Buah (Dacus
dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos
karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang
buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah.
Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabe busuk, kumpulkan
dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil
Eugenol 40 buah / ha
·
Penyakit Busuk Buah
Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak
atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna
orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar
penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian
buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah
terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan
berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
1.4
Upaya
Penanggulangan
sintetik karena
dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. 80%
petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan
tetapi penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan residu yang
berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Disamping harga
insektisida sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik
dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor
atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain.Di
antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah
pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi
3-5%, dan Agrothion.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cabe merah merupakan salah satu
jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabe mengandung berbagai
macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan
salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia
karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Budi daya cabe merah bukanlah yang
mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam
budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang
kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen
1.2
Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat
menambah pengetahuan kita dalam pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam,
akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih
maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
·
Badan Pusat Statistik NTB,
2007. Statistik Produksi Tanaman Horticultural Provinsi NTB. Mataram, NTB.
·
Badan Pusat Statistik NTB,
2010. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim Indonesia. Jakarta. Indonesia.
·
Hadiyanto, Iskandar. 2005.
Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta. 35 ha
·
Martodireso, sudadi dan
Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan
Teknologi Pemupukan Dalam Era Pertanian Organik. Kanisius. Cetakan ke VII.
Yoyakarta. 78h.
·
Ma’shum Mansur. 2005.
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan IV.
Mataram.
·
Mulyati dan Lolita E.S.
2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan I. Mataram.
·
Prajanata, Final. 2007.
Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya. Cetakan ke XII.
Jakarta 64h.
·
Prajanata, Final. 2006.
Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 162 ha.
3 komentar:
ijin save
Makasi kak
Jasa Penulis Artikel Cabe merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Budi daya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen
Posting Komentar