leily ijolumut

leily ijolumut

Minggu, 07 Desember 2014

Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras Terhadap Perkecambahan Tanaman Kacang Hijau




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mata pelajaran Biologi
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pamekasan, 08 November 2014


                                                                Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ibu-ibu rumah tangga yang menanak nasi. Sebelum nasi dimasak kebanyak ibu rumah tangga membersihkan beras dengan cara mencucinya terlebih dahulu terkadang hasil dari air cucian beras itu mereka siram ke tanaman anggrek katanya membuat tanaman menjadi subur. Dalam hal ini kebanyak orang malah tidak memeperdulikan hal itu sehingga ketika mencuci beras air cuciannya mereka buang ke saluran air hal itu disebabakan karena air tersebut tidak memberikan manfaat bagi lingkungan.
Masyarakat kurang mengetahui apa yang terkandung didalam air cucian beras sehingga mereka meremehkan manfaat dari air cucian beras, selain itu juga untuk tumbuh dan berkembangnya tanmanan dibutuhkan nutrisi sebagai penunjangnya karena dengan adanya nutrisi tumbuhan bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang nutrisinya tidak terpenuhi.
Oleh sebab itu saya ingin mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat di air cucian beras dan apakah mempengaruhi dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman serta bagaimana manfaanya terhadap lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
a.    Bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras terhadap perkecambahan tanaman kacang hijau?
b.    Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras?
1.3 Tujuan 
a.    Mengetahui pengaruh konsentrasi  air cucian beras terhadap perkecambahan tanaman kacang hijau?
b.    Mengetahui Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras?
1.4 Kegunaan Penelitian
a.    Dapat memberikan informasi yang berkaitan   dengan pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.         
b.    Dapat menambah informasi tentang Kandungan apa yang terdapat didalam air cucian beras.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Biji merupakan komponen vital dari diet dunia. Biji gandum sendiri, yang mana terdiri dari 90% semua biji yang dibudidayakan. Perkecambahan termasuk proses dimana dimulainya dengan proses imbibisi air oleh dorman, biasanya kering, biji dan berakhir dengan proses elongasi dari axis embrionik (H. Lambers et al., 2008).
Kacang Hijau
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Subkingdom    :Tracheobionta)
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Genus              : Phaseolus
Spesies            : Phaseolus radiatus
B.  PROSES PERKECAMBAHAN BIJI
Perkecambahan adalah proses ketika bagian dari embrio, biasanya radikula, memasuki kulit biji dan mungkin berproses dengan air dan O2 dan pada temperatur yang stabil. Dormansi didefinisikan sebagai keadaan dari biji dimana tidak memperbolehkan terjadinya perkecambahan, walaupun kondisi untuk berkecambah sudah terpenuhi (Tempertur, air dan O2). Dormansi secar efektif menunda proses perkecambahan. Keadaan diperlukan untuk memecah dormansi dan mengijinkan permintaan akan perkecambahan sering agak berbeda dari yang keadaan yang menguntungkan untuk tumbuh atau bertahan hidup dari tingkat kehidupan autotropik dari tanaman
Penyerapan air
Masuk air secara imbibisi dan osmosisKulit biji Pengembangan embrio dan endosperm Kulit biji pecah, radikal keluar
Pencernaan
        Merupakan proses terjadinya pemecahan zat atau senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui membran dan dinding sel.
          Makanan cadangan utama pada biji yaitu pati, hemiselulosa, lemak, protein:tidak larut dalam air atau berupa senyawa koloid terdapat dalam jumlah besar pada endosperm dan kotiledon
merupakan senyawa kompleks bermolekul besar tidak dapat diangkut (immobile)
ke daerah yang memerlukan embrionikaksis. Proses pencenaan dibantu oleh
enzimsenyawa organik yang diproduksi oleh sel hidup berupa protein merupakan
katalisator organic
fungsi pokok:
* enzim amilase merubah pati dan hemiselulosa menjadi gula
* enzim protease merubah protein menjadi asam amino
* enzim lipase merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserin
aktivasi enzim dilakukan oleh air setelah terjadinya imbibisi
enzim yang telah diaktivasi masuk ke dalam endosperm atau kotiledon untuk mencerna cadangan makanan
*                 Pengangkutan zat makanan
Hasil pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju titik-titik tumbuh pada embrionik axis, radicle dan plumulae. Biji belum punya jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya

Asimilasi
Merupakan tahapan terakhir dalam penggunaan cadangan makanan. Merupakan proses pembangunan kembali, misalnya protein yang sudah dirombak menjadi asam amino disusun kembali menjadi protein baru. Tenaga atau energi berasal dari proses pernapasan
Pernafasan (Respirasi)
Merupakan proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana dengan membebaskan sejumlah tenaga. Pertama kali terjadi pada embrionik axis setelah cadangan habis baru beralih ke endosperm atau kotiledon. Aktivasi respirasi tertinggi adalah pada saat radicle menembus kulit.
Pertumbuhan
Ada dua bentuk pertumbuhan embrionik axis: Pembesaran sel-sel yang sudah ada, Pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya
A.  AIR CUCIAN BERAS
Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya ke media tanam misal tanah (http://pinginpintar.com/). Pupuk alternatif juga cukup banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman antara lain air rendaman teh dan air bekas cucian ikan segar. Juga limbah sisa ikan segar yang tidak diberi pengawet maupun tambahan bumbu. Semisal bagian tulang maupun kepalanya.Air bekas akuarium atau kolam yang didapat saat menguran, juga bisa jadi alternatif lain sebagai pupuk alami. Selain itu juga dapat dengan menggunakan pupuk kandang (http://id.wikipedia.org/wiki_beras).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.  Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian  dengan menggunakan tanAman kacang hijau.
Pengambilan data berdasarkan tinggi dari tanAman kacang hijau
B.  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 21 Oktober sampai 27 Oktober 2014 di desa Jarin Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan
C.  Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.    Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
2.    Tidak Ada pengaruh konsentrasi air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
D.  Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh tanaman kacang hijau  Sedangkan sampel yang digunakan adalah kacang hijau.
E.  Variable Penelitian
Macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas : konsentrasi air cucian    beras
2.Variabel kontrol: air biasa
F.   Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:
                Polybag
*            Penggaris
*            Rinjing
*            Gelas Aqua Bekas
*             Pipet
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
biji kacang hijau ,Tanah, Air cucian beras dan air biasa

G.  Prosedur Kerja
1.    Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2.    Menyiapkan biji kacang hijau
3.    Menyiapkan rinjing
4.    Menyiapkan 5 polybag yang telah berisi tanah dengan perlakuan sebagai berikut :
                              I.        Konsentrasi air biasa
                             II.        Konsentrasi air cucian beras 25 %
                            III.        Konsentrasi air cucian beras 50 %
                           IV.        Konsentrasi air cucian beras 75 %
                            V.        Konsentrasi air cucian beras 100 %
5.    Menanam bibit tanaman kedalam rinjing
6.    Mendiamkannya selama tiga hari
7.    Menanam kecamabah tanaman pada masing-masing polybag dimana setiap polybag diisi dengan 5 tanaman kacang hijau
8.    Menyiram tanaman pada masing-masing polybag dengan air cucian beras setiap hari
9.    Mengamati pertumbuhantinggi tanaman.kacang hijau
10. Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap 3  hari sekali selama 30  hari(satu bulan.)
11. Setiap perlakuan diulang 4 kali ulangan.
H.  Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung tinggi tanaman kacang hijau

 
A.   PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan Konsentrasi air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi tanaman kacang hijau  dimana konsentrasi air cucian beras 100% memberikan rerata terbesar yaitu 1 cm, 4cm, 7cm, 10cm, 13cm, 15cm, 17 cm sedangkan untuk air reh yang pertama 2 cm, 3 cm, 5cm, 7cm, 10cm, 12cm, 14cm dan untuk air reh yang kedua yaitu  : 1cm, 3cm, 5cm, 6cm, 8cm, 9cm, 11cm.
          Hal ini terbukti dengan pertambahan tinggi pada tanaman kacang hujau  yang disiram dengan konsentrasi air cucian beras 100% daripada kacang hujau  yang disiram dengan air reh pertama dan kedua.
          Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju  ini di karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan  Akar (http://pinginpintar.com/).

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Air cucian beras menurut hasil penelitian dan dasar teori yang ada dapat mempercepat pertumbuhan vegetatif pada tanaman.
Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju  ini di karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Hormon auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan Akar
B.     Saran
Setelah mengetahui manfaat pada air cucian beras diharapkan masyarakat mampu mengelola limbah menjadi lebih efektif agar tidak terbuang sia-sia.